Red Bull Kembali Pertimbangkan Hamilton
"wew cute hammy"
Kamis, 31 Maret 2011
Sabtu, 19 Maret 2011
Mahasiswa Jepang Cari Kabar Keluarganya via YouTube
Jakarta - Akiko Kosaka, seorang mahasiswa di Jepang, sangat cemas mengenai keadaan keluarganya. Minamisanriku, sebuah desa nelayan tempat keluarganya tinggal, menjadi salah satu wilayah yang mengalami kerusakan parah akibat gempa dan tsunami yang menghantam Jepang pekan lalu.
Namun selalu ada jalan di tengah kondisi sulit. Melalui sebuah tayangan video di YouTube, Akiko bisa bernafas lega mengetahui bahwa anggota keluarganya selamat.
Dilaporkan CNN dan dikutip detikINET, Jumat (18/3/2011), Akiko tengah menjalani studi di University of California, di Riverside, Amerika Serikat (AS), saat bencana alam terjadi.
Karena komunikasi telepon terputus, Akiko mengupayakan segala cara untuk mencari tahu keadaan keluarganya. Hampir frustasi, setelah bencana terjadi Akiko tak henti mengikuti perkembangan terkini dari berbagai media, berharap bisa mendapatkan informasi tentang keluarganya.
Akiko sempat lega setelah menerima email dari adiknya yang mengatakan dirinya selamat dan berlindung di gedung sekolah, namun gadis ini masih risau karena selain adiknya, angota keluarga lainnya tidak diketahui keberadaannya.
Kecemasan Akiko akhirnya terjawab ketika seorang temannya di Jepang memberitahukan ada sebuah video YouTube berdurasi 45 detik memperlihatkan rumah Akiko menjadi satu-satunya bangunan yang masih berdiri sementara wilayah sekitarnya luluh lantak diterjang tsunami.
Dalam video tersebut, kakak perempuan Akiko tampak melambai-lambaikan tangan ke kamera kru TV yang merekamnya. "Kami semua selamat," ujarnya.
"Saya kira mereka tidak selamat. Saya menangis selama tiga hari ini, Jumat, Sabtu dan Minggu," ujarnya tak henti menangis saat diwawancarai.
Dikatakannya, video tersebut ditontonnya berulang kali dan selama menonton itu dia terus menangis haru. Dia memperkirakan, telah menonton video tersebut setidaknya 50 kali dalam 24 jam.
Tak berhenti disini, Akiko masih mengkhawatirkan kondisi kesehatan keluarganya dan berharap segera mendapatkan pesan balasan dari mereka.
wew pengangguran neh makin melunjak tajam nyooooooo
Jakarta - Angka pengangguran tahun 2010 diperkirakan masih akan tinggi, berkisar antara 8-10%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 yang diproyeksikan sebesar 5 persen, dinilai tidak akan cukup untuk menyerap seluruh tenaga kerja yang memasuki usia kerja.
"Tingkat pengangguran dan kemiskinan masih sangat tinggi, yaitu sebesar 8 persen hingga 10 persen untuk pengangguran dan 12 persen sampai 14 persen untuk tingkat kemiskinan," ujar Ekonom Kepada The Indonesia Economic Intellegience (IEI), Sunarsip, dalam acara Monthly Evonomic Review di kantor IEI Jakarta, Minggu (02/08/2009).
Sunarsip mengatakan, untuk menjaga tingkat kemiskinan dan pengagguran pemerintah harus memperhatikan beberapa hal, yakni salah satunya inflasi harus berkisar antara 4 persen sampai 6 persen.
"Selain itu, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang harus relatif rendah, yakni 5-7 persen, kemudian Defisit APBN yang mencapai 1 persen sampai 2 persen," jelasnya.
Disamping itu juga, Sunarsip mengatakan bahwa pemerintah harus menjaga agar nilai tukar rupiah Rp. 9.700 - Rp. 10.200 per USD.
Dengan kestabilan kondisi ekonomi seperti yang diutarakan diatas, Sunarsip menjelaskan bahwa tingkat pengangguran dan kemiskinan dapat ditekan.
"Kemudain strategi pembangunan pemerintah perlu diarahkan untuk penyediaan lapangan kerja yang masih, sehingga masalah kemiskinan dan pengangguran yang masih diatas 8 persen saat ini dapat diatasi secara mendasar dan martabat bangsa bisa benar-benar ditegakkan," paparnya.
Sunarsip juga menambahkan bahwa kelanjutan program pembiayaan infrastruktur harus tetap dilanjutkan.
"Tidak lupa pula revitalisasi industri, terutama industri manufaktur dan beberapa program subsidi dalam rangka menjaga daya beli masyarakat miskin di tahun 2010 mendatang," tandasnya.
quote : " yang kaya makin kaya yang miskin makin melarat"
"Tingkat pengangguran dan kemiskinan masih sangat tinggi, yaitu sebesar 8 persen hingga 10 persen untuk pengangguran dan 12 persen sampai 14 persen untuk tingkat kemiskinan," ujar Ekonom Kepada The Indonesia Economic Intellegience (IEI), Sunarsip, dalam acara Monthly Evonomic Review di kantor IEI Jakarta, Minggu (02/08/2009).
Sunarsip mengatakan, untuk menjaga tingkat kemiskinan dan pengagguran pemerintah harus memperhatikan beberapa hal, yakni salah satunya inflasi harus berkisar antara 4 persen sampai 6 persen.
"Selain itu, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang harus relatif rendah, yakni 5-7 persen, kemudian Defisit APBN yang mencapai 1 persen sampai 2 persen," jelasnya.
Disamping itu juga, Sunarsip mengatakan bahwa pemerintah harus menjaga agar nilai tukar rupiah Rp. 9.700 - Rp. 10.200 per USD.
Dengan kestabilan kondisi ekonomi seperti yang diutarakan diatas, Sunarsip menjelaskan bahwa tingkat pengangguran dan kemiskinan dapat ditekan.
"Kemudain strategi pembangunan pemerintah perlu diarahkan untuk penyediaan lapangan kerja yang masih, sehingga masalah kemiskinan dan pengangguran yang masih diatas 8 persen saat ini dapat diatasi secara mendasar dan martabat bangsa bisa benar-benar ditegakkan," paparnya.
Sunarsip juga menambahkan bahwa kelanjutan program pembiayaan infrastruktur harus tetap dilanjutkan.
"Tidak lupa pula revitalisasi industri, terutama industri manufaktur dan beberapa program subsidi dalam rangka menjaga daya beli masyarakat miskin di tahun 2010 mendatang," tandasnya.
quote : " yang kaya makin kaya yang miskin makin melarat"
Belajar dari Orangtua dan "hidden curriculum"
Orangtua: pendidik pertama dan utama
Orangtua adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Di dalam keluarga, sebelum anak masuk sekolah, anak-anak memperoleh pendidikan dengan bebas dan cintakasih serta tanpa kurikulum yang ketat. Materi pendidikan apa saja yang kemudian dapat dikembangkan kelak jika anak masuk ke sekolah. Orangtua mengajar anak-anak: berhitung, membaca, ilmu alam dst..serta budi pekerti atau agama atau iman. Sistem pendidikan, sejauh orangtua berhasil mendidik, dengan keteladanan/contoh ataupun refleksi hidup sehari-hari (dalam istilah sekarang CBSA). Dalam hal pendidikan budi pekerti lebih diutamakan pelaksanaan daripada ajaran atau wacana/omongan ("hidden curriculum"?).
Ketika orangtua tidak mampu lagi untuk mendidik anak-anaknya, maka mereka minta bantuan instansi pendidikan atau sekolah. Sekolah adalah pembantu orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Dengan segala kemampuan, antara lain dana/uang, orangtua berusaha untuk mengusahakan sekolah yang bermutu.Menarik perhatian saya: orang yang sadar pendidikan tidak segan-segan untuk membayar mahal. Dan memang pendidikan yang bermutu pada hakekatnya mahal , jika orangtua membayar murah pasti ada instansi lain yang membayar, entah pemerintah atau swasta.
Dari pengalaman dan pengamatan pribadi, saya juga dapat mensharingkan: orangtua yang baik sungguh sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Maka jika mereka tidak mempunyai uang/dana untuk membayar uang sekolah, tidak segan-segan mereka mencari pinjaman (paling tidak ini pengalaman penulis serta pengamatan penulis terhadap orangtua yang sadar pendidikan).
Belajar dari orangtua?
Dalam hal apa kita dapat belajar dari para orangtua, pendidik pertama dan utama, yang berhasil mendidik anak-anaknya. Berikut saya sampaikan refleksi kami:
1) kebebasan dan cinta kasih: tanpa kebebasan dan cintakasih, pendidikan akan gagal. Cintakasih tanpa batas alias bebas, sedangkan kebebasan batasnya adalah cintakasih, dimana orang tidak melecehkan atau merendahkan yang lain (Ingat: Pendidikan yang membebaskan dari Paulo Freire). Dengan kata lain semakin banyak aturan yang dikenakan di dalam dunia pendidikan, hemat kami merupakan rambu-rambu yang menunjukkan pendidikan akan gagal. Dalam hal kebebasan dan cintakasih lebih banyak dibutuhkan keteladanan atau kesaksian dari para pendidik/guru. Anak yang tertekan atau suasana pendidikan yang menekan akan membuat frustrasi, dan jika anak atau siapapun berada dibawah tekanan, jelas mereka tidak akan mudah untuk berkembang dan bertumbuh.
2) perhatian terhadap pendidikan = opsi pada anak-anak: Perhatian orangtua terhadap pendidikan dengan jelas dapat dilihat dengan penyediaan dana yang memadai, meskipun dengan mencari hutang. Sayang negara kita mencari hutang yang begitu besar, tetapi tidak terarahkan ke pendidikan, tetapi ke material. Pemerintah lebih menekankan "material investment" dari pada "human investment". Atau dalam istilah "the man behind the gun", lebih memperhatikan "the gun" daripada "the man". Kami himbau agar para petinggi negara atau bangsa ini atau mereka yang berhasil jadi 'orang': sadarlah bahwa pendidikan itu mutlak harus diutamakan. Sediakan dana yang memadai untuk pendidikan, belajarlah dari para orangtua yang berhasil mendidik anak-anaknya: mencari hutang bukan untuk membangun gedung/rumah, tetapi untuk menyekolahkan anak-anaknya.
3) pendidikan budi pekerti/agama sebagai "hidden curriculum": Pendidikan budi pekerti/agama lebih ditekankan dalam pelaksanaan hidup sehari-hari, yang menjadi nyata dalam cintakasih kepada sesama, terutama terhadap mereka yang miskin atau kurang beruntung.
Demikian sekedar sharing pengalaman dan pengamatan pribadi, semoga bermafaat.
Kamis, 17 Maret 2011
Curhatan Office Management main blog ^^
wew hari pertama belajar Internet dan Lan sekilas kek nya pusing bgt (maklum ga ngerti) malah belom buat akun akunan sama sekali hahaha tapi yah ga gaptek gaptek amatlah pesbuk ma twiter mah ada hehehe
yang da tuh dosen pusing kali ya banyak mulut yang teriak teriak
hehehehe (^.^v piss mas karno)
bingung juga neh di paksa bikin blog yang ada ntr gw bingung masukin apah
Liat ajah tuh judul ga jelas kannnnn :p
yang da tuh dosen pusing kali ya banyak mulut yang teriak teriak
hehehehe (^.^v piss mas karno)
bingung juga neh di paksa bikin blog yang ada ntr gw bingung masukin apah
Liat ajah tuh judul ga jelas kannnnn :p
Langganan:
Postingan (Atom)